Showing posts with label other. Show all posts
Showing posts with label other. Show all posts

Tuesday, August 16, 2005

The Return of sentimentalasshole

Hello.

Rasanya malu, mengucapkan satu kata itu, karena sudah sebegitu lamanya meninggalkan blog ini, di luar kehendak saya--tentunya. Setelah cukup lama hidup kembali di masa kegelapan-tanpa internet, pdhl pelanggan milis yg super aktif, membuat saya cukup gelagapan ketika berada di depan komputer (yg online, tentunya). Betapa banyak e-mail yg terlewat 3 bulan belakangan, betapa kencang dunia berlalu, sedang saya rasanya nggak kemana-mana... Jadi ingat lagunya Keane:
people are changing
and I don't feel the same...
Menyenangkan, sekaligus menyebalkan :j
Blog yang sederhana ini jadi terombang-ambing dalam ketidak-pastian, seperti nasibnya Dunia Lain: The Movie yg belum tayang2 juga di bioskop :j Tapi akhirnya, saya kembali! (^_^)V

Oya, terima kasih untuk yang sudah mampir selama blog ini hiatus, maaf belum bisa balas mengunjungi, & semoga saya makin rajin update lagi biar nggak pada bosen mampir, hehehe.

Kabar lain lagi, saya sudah 'berhasil' menyarangkan 'gol' :P Bukan, bukan pertandingan liga champions, tp setelah pernikahan bulan mei kemarin, alhamdulilah istri saya sudah mengandung anak kami yg pertama. Mohon doanya ya, supaya anak ini selamat, jadi anak yang kuat & shalih, berguna bagi nusa, bangsa, & dunia, aamiin.

Waktu 3 bulan cukup lama, untuk tetap menuliskan apa saja, tapi sayangnya itu tdk saya lakukan. Saya malah tenggelam dalam kesibukan kerja & rumah tangga, tanpa menuliskan secuil kalimat pun. Sebenarnya ada sih, beberapa kalimat dari cerpen yg ingin saya rombak, tp berhenti sebelum jadi sebuah paragraf :P. Mungkin seseorang harus 'bertapa' dalam kesibukan hidupnya, sebelum akhirnya punya cukup waktu untuk melihat kembali ke belakang dan merenungi semuanya, hingga punya bekal yg cukup untuk memulai sesuatu yang baru...

Ah, pokoknya saya senang bisa kembali! :)

Tuesday, February 01, 2005

The Linguistic [R]Evolution

[mode standar bahasa #3 = on]

Posting yang sebelumnya pernah nyantumin kode seperti di atas. Apaan sih maksudnya? Trus ada apa sih sama judul yang seperti slogan iklan mobil paling laku di Indonesia itu? Nah...

Jawaban yang pertama:
Gue punya gaya yang berbicara/menulis punya standar gaya berbahasa yang beda-beda, tergantung situasi & kondisi, tapi bisa juga gak liat-liat situasi & kondisi :P Makanya jangan heran kalo misalnya gue ngobrol suka make pilihan kata yang rada-rada 'ajaib'. Kayaknya banyak orang, terutama dari daerah (non Jakarta) punya kecenderungan seperti ini, cuma dlm kasus gue lebih gak konsisten lagi. Jadi, begini kira-kira penjelasannya.

[mode standar bahasa #1]
Biasa disebut gaya bahasa "saya". Ini adalah gaya bahasa yang pertama dikenal oleh saya. Gaya bahasa Indonesia semi formal-formal yang biasa digunakan di rumah. Orang tua saya adalah tipikal perkawinan antar suku Jawa-Sunda, sementara tempat tinggalnya di Bandung yang sangat Sunda. Jadi sudah sejak awal orang tua saya menanamkan persatuan dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Tapi karena percampuran budaya tadi, maka sangatlah lumrah terjadi berbagai 'serapan' kedua budaya dlm gaya bahasa Indonesia yg 'baik dan benar' ini. Gaya ini banyak dipakai saat saya kecil hingga SMP/SMA. Gaya ini sampai sekarang saya gunakan dalam pertemuan-pertemuan resmi, semi-resmi, atau bahkan cuma sekadar bertemu dengan teman lama, misalnya, termasuk tulisan-tulisan lama saya. Tapi tentu saja, yang paling nyaman adalah menggunakannya di rumah.

[mode standar bahasa # 2]
Ini kayaknya mah jadi gaya yg paling banyak dipake anak Bandung kalo ngobrol. Kepake terus sejak jaman eSDeh sampe kuliah. Gaya yang biasa ajah sih, gak jauh dari # 1, bahasa Indonesia berdialek sunda, pleus sisipan-sisipan sunda. Kadang-kadang awalnya ngomong Indo, eh keterusan jd nyunda terus. Sayah mah suka gak ngerti 'da, tapi rasanya teh enakeun ngomong kayak beginih, apalagih kalow udah akrab. Kumaha nya*, tapi gak sreg ajah gituh kalow gak seperti ituh. :P
*Gimana ya

[mode standar bahasa #3]
Gaya ini biasanya disebut gaya bahasa "gue-lu". Ngikutin perkembangan kepribadian pas waktu remaja (yg berarti hampir gak punya kepribadian), kepengaruh sama gaya kelihatan di majalah, radio & tv tentang pergaulan anak muda 'masa kini', gue so pasti ikutan doonng... Mulai SMA, udah biasa nyebut "gue-lu". Lebih parah sih, karena masih kepengaruh gaya #2, jadinya "guah-eluh". Awalnya sih kerasa aneh juga, tapi tetep nebelin telinga soalnya, kayaknya, banyak yg pake gaya bahasa kayak begini. Dunia remaja memang kadang-kadang aneh, supaya bisa 'nyambung' kita harus bergaya sama kayak kebanyakan orang.. Tp gue enjoy aja tuh. Kalo gue ngobrol ama orang Jakarta ga perlu penyesuaian lagi kan? :P

[mode standar bahasa #4]
Gaya "aku". Pertama kali memakainya untuk menulis sebuah puisi. Entahlah, rasanya lebih pantas aku melakukannya seperti itu. Dari sekian banyak yang bisa kutulis, aku akhirnya menulis puisi. Kukira seharusnya aku bisa menuliskan beruntai kata indah tentang kepedihan & cinta ke dalam sebuah cerpen, tapi aku berakhir dengan empat baris kalimat dengan rima. Jika kugunakan gaya ini, sebuah resensi film akan menjadi sebuah surat cinta :j Lucu, rasanya aku berada di dunia lain saat berkata-kata dengan gaya ini. Memang, aku tak pernah menggunakannya untuk berbincang-bincang, hanya untuk menulis, terutama jika ada kegelisahan, kepedihan, atau sekedar melankoli yang tak tertuntaskan. Seseorang pernah berkata kepadaku, "Derita karena cinta, adalah inspirasi sepanjang masa.." Kurasa dia benar :j

[mode standar bahasa #5]
Gaya "java". Sejak kuliah aku udah biasa sama bahasa jawa, terlebih karena banyak teman sejurusan memang berasal dari sana, dan bapakku memang orang jawa tulen. Aku gak pernah belajar/diajarin, tapi 'terpengaruh'. Pas kuliah sih ketularan dialeknya, sama ngerti sedikit, tapi gak pernah bisa ngomong sepotong pun bahasa jawa. Jd aku bisa bergaya jawa, tapi gak bisa ngomongnya :P Pas aku kerja di Jakarta, eh ndilalah ternyata 80% orang di divisiku itu orang jawa, karena ngerekrut banyak dari Jateng-Yogya-Jatim. Apalagi di unit kerjaku, cuma aku seorang yang sunda. Walhasil, 3 bulan kerja aku udah ngerti banyak sama bisa ngomong jawa sedikit. Jadi kebiasaan juga, ngobrol pake bahasa Indo dialek jawa: "Mas, iki piye tho*, ada request buat efek orang terbang pake sling, tapi budgetnya ndak turun-turun? Bayar pake apaan dong?" "Mbuh**. Aku ndak ngerti." "Yo wis***, kalo gitu kita pake senar pancing aja. Pedhot ora yo****? :P
*ini gimana sih
**Gak tau
***Ya udah
****Putus ga ya?

Ada satu lagi sih, "english mode". Tapi kayaknya gak terlalu jelas karakternya ya? I have no distinct dialect.

Gitu deh. Gak punya kepribadian? Justru malah multikepribadian :P


Jawaban yang kedua:
Gak kenapa-kenapa. Keren aja keliatannya ;)

Thursday, December 30, 2004

Dan datanglah gelombang itu...

Senin pagi yg seperti biasa, ketika saya melintasi jalan itu menuju kantor. Melewati sebuah pelataran parkir di gedung sebelah, saya terpaku pada sebuah tiang bendera dengan bendera nasional besar yang dinaikkan setengah tiang. "Ada apa ini? Siapa yang berkabung?" hati ini bertanya-tanya. Pertanyaan baru terjawab ketika saya membuka e-mail: Aceh diluluhlantakkan gempa 9 skala richter, yang disambung terjangan tsunami dengan ketinggian sekitar 5-10 meter. Keterlaluan. Saya bekerja di sebuah stasiun tv nasional & nggak tahu apa-apa sampai 24 jam setelahnya. Memang saya bukan reporter, tapi masak ga nonton tv? Yah begitulah, pekerjaan saya memang (seringkali) membuat saya justru nggak pernah nonton tv. Pergi pagi, pulang dini hari sudah biasa. Sampai-sampai nggak pernah nonton tv lagi, saking bosannya. Bayangkan, setiap nonton tv yang terbayang di kepala adalah pekerjaan. So much for an entertainment... Anyway, that's not an excuse.

Segera setelah itu, semua liputan televisi manapun, dibanjiri gambar-gambar dari Aceh, setelah sehari sebelumnya masih minim gambar dan data krn semua hubungan terputus dari Aceh. Faktanya menunjukkan, hampir setengah wilayah NAD, terutama pantai barat & utara tersapu gelombang tsunami. Masyaallah... Satu yang teringat dari kilasan-kilasan itu, adalah gambar seorang gadis usia belasan, tampak berdiri di suatu sudut jalan, menangis tersedu-sedu... Entah siapa saja yang dia tangisi, seorang, dua-tiga orang, ataukah seluruh keluarganya yang hilang? Entah bagaimana kita bisa membayangkan itu semua: Suatu pagi, semua seperti akan berjalan baik-baik saja.. sampai tiba-tiba semuanya bergoncang. Gempa bumi yang dahsyat. Semua seperti akan runtuh, tapi gempa itu berhenti. Semua masih terkejut, berusaha melihat apa yang sudah terjadi, apakah semua baik-baik saja? Belumlah semua sempat menarik napas panjang, tiba-tiba datanglah dia; gelombang besar itu... tanpa ampun, menyapu semua yang ada di hadapannya. Perkiraan tinggi retakan: 14 m; perkiraan panjang retakan: 1000 km; lebar retakan: saya belum tahu. Saya bukan orang yang menguasai mekanika fluida, tapi melihat dimensi, dan energi kinetik yang dihasilkan perpindahan air sebanyak itu, perkiraan saya itu seperti menuangkan sungai Nil ke daratan Aceh. Banda Aceh misalnya, memang tidak seberapa jauh dari laut, tapi gelombang itu sanggup melemparkan sebuah tanker raksasa dari pelabuhan ke pusat kota yang kira-kira 4 km jauhnya. Bayangkan jika yang diterjang itu manusia, banyak manusia...

Akibatnya, ribuan keluarga hilang tersapu gelombang. Jumlah korban mencapai puluhan ribu nyawa yang melayang. Para penolong tak tahu lagi siapa yang dicari, karena-bisa dikatakan- hampir semua orang hilang! Kalaupun ada sebagian itu yang selamat, dapatkah kita bayangkan, berapa orang yang menjadi duda, janda, yatim, piatu, yatim piatu? Hitungan bukan lagi berapa anggota keluarga yang hilang, tapi berapa keluarga yang musnah! Mungkin juga, salah satunya, keluarga gadis kecil tadi...

Sekarang, apakah kita sudah bisa mendapatkan bayangan, apa saja yang sudah terjadi, dan semua akibat yang ditimbulkannya? Jika ya, maka sudah saatnya kita mengulurkan tangan, mencoba memberikan pertolongan apapun yang bisa kita berikan kepada mereka yang benar-benar sedang kesusahan ini... demi masa depan mereka, demi masa depan kita semua...

(*)
Sekadar informasi, untuk memberikan bantuan, sebaiknya bertanya dulu pada posko-posko bantuan yang ada, lebih bagus lagi meminta informasi ke poskonya PMI pusat, apa saja yang sangat dibutuhkan di sana saat ini. Ini karena tidak semua yang diberikan itu bisa langsung dimanfaatkan. Di kantor saya saat ini sudah menumpuk banyak bantuan yang akan dikirim, seperti makanan instan, pakaian layak pakai, dll. Tapi sayang sekali, menurut informasi yang saya terima, bantuan-bantuan itu saat ini tidak banyak berguna, paling tidak untuk 2 minggu mendatang. Apalagi sarana transportasi sangat terbatas. Sekarang ini justru yang dibutuhkan: sarung tangan yang bagus/kedap air, masker penutup hidung& mulut, kantong jenazah/body bag (saking banyaknya jenazah yang sudah busuk & tak tertangani), susu untuk bayi beserta dotnya, makanan siap saji (tdk dimasak dulu, mengingat kondisi air yg buruk & bbm langka), selimut, jaket yang cukup tebal. Daftar ini tidak mengikat, hubungi posko-posko bantuan terdekat. Jika bingung, ada baiknya sumbangkan uang saja ke rekening bantuan yang terpercaya. Alamat posko-posko, sudah menyebar lewat e-mail, ataupun di layar tv manapun. Silakan hubungi yang terdekat.


suari//widi out.

Sunday, December 19, 2004

The Anniversary: Part I

Image Hosted by ImageShack.us
Kaka Slank, after flown by sling cable... (photo by suari//widi)

15/12/2004, that was the anniversary day of this tv station where I am working. It was the second time I involved in this kind of ceremony. The mission is simple: To celebrate with massive BANG! This year, we didn't use the indoor-outdoor thingy and stick to the old way: The great indoors. (Yeah, it's musim hujan gitu lhoo!) Just a venue, with an uprised stage, and a huge, concert-like -kinda-snakepity-main set. Its big alright. This time the props team didn't have to prepare tons of props for the event(Last year we have to prepare, say... a houseful of it?). Keep it simple, with good contents, that's the way we (should) do it. Nevertheless, this job was kinda full of functions to execute. Let's see...

The gardener+decorator
Mission: to set up a "pos ronda", complete with the things in and out: kentongan, lots of plants, a phone booth, a motorbike(from the sponsor), etc.
Time of execution: a night before D-Day.
Personnels: 3 men (me+2 other guys)

The prop master
Mission: to handle & drop properties needed to point of objective, also prepare them for the execution.
Time of execution: D-Day, -12 of H-Hour.
Personnels: 3 men + 1 woman, 1 man + 1 woman as logistics support.

The procurement officer
Mission: to purchase anything which was not supplied by the warehouse.Time of execution: -4 of H-Hour.
Personnels: 3 men (What?!) -actualy just one, the other 2 just tagging along :P-

The props person
Mission: to deploy any props according the rundown script (It's time 2 rock 'n roll!)
Time of execution: H-hour, during all of the operation.
Personnel: 5 men+women

The artillery detachment
Mission: To deploy ceiling convetty, shoot the stage with convetty guns, and bombard the audience with ballons.
Time of execution: H-hour +4, closing time.
Personnel: 1 ceiling convetty commander, 3 convetty gunmen, 1 ballon bomber-commander
Motto of the detachment: We proud of what we shot!

Status: mission accomplished.

Well, at least everything went fine until we realised that we have to brought a truckfull of props back to the office...

Sunday, December 12, 2004

Err, plastic surgery, please?

After seeing this blog o' mine for couple of times, I don't feel very satisfy of what it looks like.
Soon enough, there would be a huge face transplantation for this blog. I've been scanning blogskins.com for a quick make-over but haven't found the one I'm looking for. I could create something on my own, but time & equipment constraints has my hands tied real tight. God, I could use something like, my own computer, so would you give me one, real soon? :j
Oh I miss those good old days with my old compie in Bandung...

I have some new books to read, & some writings to publish here, so I'll be back for some kick, later :j

Monday, November 08, 2004

Conversation with myself...

It's been a year since I sign in to the blogspot.com, but as you can see, only once I wrote in it. "Hell, Man, where have u been?" Nowhere. Just here, and a couple there and there. Usually I put my ideas into writings, no matter where it was. As long as I feel, I wrote something here and there. But it's just occured to me that, I actually have nothing written since last year!

Well, that leaves a question, where had all the thoughts that I have gone to? To be more frankly, where had the history of my life gone? What a mess...

Can't do anything straight now, not until I put everything together again.
Things have gone lighter for now, so I could use some time to have a conversation with myself.

(Conversation with yourself?) --believe me, sometimes, sometimes you'll need it :j--
Hell, it sounds like a song title... wait a minute... yes it is. It's Monday Michiru's...
S***t, I lost that cassete a year ago... (sigh)..