Langkah sang musafir lusuh
menapaki jalanan berdebu
tertatih menanggung lesu
tinggalkan jejak yang pilu
Dahulu kau penggosok berlian
jimat penghias sang saudagar
alas, hanyalah angan
arang belum layak menjadi berlian
Dan lorong gelap lah sahabatmu
di mana anganmu tersungkur
terduduk, jiwamu terkubur
hingga tertolong masa lalu
Ke mana hendak kau tandu beban itu Bung?
jiwamu meradang menghunus kesumat
Apakah Aku tak ada lagi dalam dirimu?
dan kau biarkan asa itu lumat
Di sana lah sang musafir berjalan
mendekap sebentuk angan
permata hidup yang kau tempa
dari serpihan arang yang tersisa
Menuju ufuk yang tak tentu...
Friday, August 08, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment